Sabtu, 29 Agustus 2015

Panggilan Imamat: Rahmat Ilahi dan Perjuangan

Panggilan imamat barangkali salah satu dari sekian banyak topik tentang Gereja Katolik yang tidak pernah habis dikupas. Secara khusus, panggilan imamat memiliki makna dan peran tersendiri dalam Gereja Katolik. Sering kita tidak habis pikir, betapa hal sesederhana seperti panggilan imamat seringkali memiliki banyak aspek untuk dikaji.

Saya sendiri secara pribadi memiliki pengalaman unik dengan panggilan imamat. Tulisan kali ini saya gunakan untuk berbagi pengalaman tentang panggilan imamat yang saya alami. Namun, perlu para pembaca ketahui bahwa bahkan sampai saat ini pun saya masih dalam perjuangan untuk menjawab panggilan ini. Saya adalah seorang awam dan panggilan imamat ini pernah dan bahkan sedang menghampiri hidup saya. Bahkan sampai pada titik ini, saya meyakini bahwa saya tidak bisa terlepas dari panggilan imamat ini.

Rabu, 12 Agustus 2015

Serba-serbi Liturgi : Perarakan

Liturgi adalah karunia Allah. Dalam Liturgi Ilahi, Gereja mengambil bagian dalam pengenangan kisah keselamatan seluruh ciptaan. Dalam Misa Kudus, Allah hadir secara nyata dan menyapa manusia. Dalam Misa Kudus, Allah menyatakan luapan cinta-Nya kepada manusia dan melalui Liturgi Suci, Gereja berupaya membalas ungkapan cinta kasih ini.



Pembahasan perihal Liturgi Kudus tidak akan pernah berakhir sebagaimana cinta Allah kepada manusia yang tiada batas. Liturgi Kudus sejatinya adalah pernyataan ungkapan cinta manusia kepada Allah yang telah berkenan mengutus Putera-Nya yang kudus ke dunia. Dalam Liturgi Ilahi, Allah hadir dan manusia menyapa Allah dengan penuh kasih mesra. Melalui Liturgi, Gereja universal bersatu untuk mengucap syukur kepada Allah atas segala penyertaan-Nya. Melalui Liturgi, Gereja mempersembahkan kurban yang satu, kudus, dan esa kepada Allah yakni Putera-Nya sendiri. Atas dasar ini pulalah, Liturgi bukanlah hal yang bisa dengan semaunya diubah oleh segelintir orang atau pihak. Liturgi adalah bagian dari persembahan Ilahi itu sendiri, penghubung antara Allah dan manusia. Sebagaimana manusia jatuh ke dalam dosa karena satu orang saja, demikian pula keselamatan turun kepada manusia karena Putera Allah sendiri. Persembahan yang satu dipersembahkan oleh seluruh Gereja. Gereja tidak mempersembahkan kurban yang berbeda-beda dari satu tempat dengan yang lain. Gereja hadir sebagai umat Allah, membawa persembahan ke altar yang suci, dan mempersembahkan diri kita sendiri. Sebagaimana Allah adalah satu, maka sebaiknya pula kita adalah satu.

Selasa, 11 Agustus 2015

Doa Harian Prodiakon

Bapa Yang Penuh Kasih,
kami bersyukur kepadamu sebab Engkau telah berkenan memanggil kami, 
hamba-Mu yang tidak pantas ini untuk tugas pelayanan prodiakon paroki.


Kami menyadari bahwa berkat baptisan dan penguatan suci,
Engkau memperkenankan kami bersama seluruh umat beriman,
dan para uskup, imam, dan diakon untuk ambil bagian dalam imamat Tuhan kami, Yesus Kristus.

Kami mohon kepada-Mu,
curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada kami agar kami tekun dan setia, bijaksana dan bergembira,

dalam pelayanan suci melayani umat-Mu.

Bapa Suci Menetapkan Tanggal 1 September sebagai Hari Doa Sedunia bagi Pemeliharaan Seluruh Ciptaan

Artikel ini merujuk kepada berita dalam Bahasa Inggris yang dapat Anda temukan di halaman ini.

Oleh Cindy Wooden Catholic News Service

KOTA VATIKAN (CNS) - Sebagaimana yang telah dilakukan Gereja Ortodoks, Gereja Katolik secara resmi akan menandai tanggal 1 September sebagai Hari Doa Sedunia demi Pemeliharaan Seluruh Ciptaan, sebagaimana yang telah diputuskan Paus Fransiskus.



Hari doa ini, sebagaimana dikatakan Bapa Suci, akan memberikan kesempatan baik kepada perseorangan maupun komunitas-komunitas untuk mendalami penyertaan Allah dalam melindungi ciptaan. Dalam kesempatan yang sama, hendaknya kita pula memohon belas kasihan Allah "atas dosa-dosa yang telah kita lakukan terhadap dunia yang dikaruniakan Allah bagi kita untuk kita tinggali."

Bapa Suci Fransiskus mengumumkan keputusannya untuk menambahkan hari doa tahunan ke penanggalan Gereja Katolik dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Kardinal Peter Turkson, presiden Komisi Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, serta Kardinal Kurt Koch, presiden Komisi Kepausan untuk Penyelenggaraan Persatuan Umat Kristiani. Isi dari surat tersebut, yang bertanggal 6 Agustus 2015, dipublikasikan oleh Vatikan pada tanggal 10 Agustus.

Sabtu, 08 Agustus 2015

Tahun Yubileum Agung Kerahiman Ilahi

Pada 8 Desember 2015 sampai 20 November 2016, Gereja akan memasuki tahun agung yang dipersembahkan Bapa Suci Fransiskus atas nama seluruh Gereja kepada Kerahiman Ilahi. Di sepanjang tahun ini, Bapa Suci mengajak kita semua untuk mendedikasikan hidup dan berpasrah kepada Hati Yesus Yang Maharahim. Ia Yang Mahamurah Hati senantiasa menantikan kehadiran kita kembali di pangkuan-Nya. Ia tidak pernah beranjak sedikitpun untuk menanti kehadiran kita, namun seringkali kita melupakan betapa besar kasih yang telah Ia karuniakan bagi kita. Di sepanjang tahun agung Kerahiman Ilahi, marilah kita mengingat Allah sebagai Bapa kita. Seberapa besarpun dosa dan kesalahan yang kita lakukan, kasih karunia Allah senantiasa tanpa batas. Allah senantiasa hadir untuk merangkul kita dalam kasih-Nya. Mari kita hadir kepada-Nya sebagai anak, memohon belas kasihan dan pengampunan-Nya sebab hanya dengan penyertaan Allah, kita hidup. Hanya dengan kasih setia-Nya, hidup kita dapat menjadi rahmat bagi semesta alam.

Cukup sudah menghakimi. Mari hadir sebagai saudara dalam satu keluarga Allah.
Totus Tuus.....



Turut pula saya sertakan himne resmi Tahun Yubileum Agung Kerahiman Ilahi 2016